Nikmati dan beri komentar

Rabu, 20 Januari 2010

Ngentot perempuan jablay muda cantik dan seksi

Suatu siang aku iseng nyari makan siang di satu mal. Makan cepat saji yang paling gampang dicari adalah ayam goreng. aku pesan pahe ayam goreng plus kentang plus soft drink dingin. Selesai membayar, aku membawa nampanku mencari tempat duduk yang kosong. Mataku tertumbuk pada sesosok prempuan muda, cantik, seksi dengan tonjolan besar didadanya, tapi disebelahnya ada anak prempuan kecil, mungkin 3 tahunan lah. Dia memakai celana ketat dan tanktop yang juga ketat, toket besarnya ngintip dari belahan tank topnya yang rendah. Walaupun banyak tempat duduk yang kosong aku nimbrung ja di meja dimana prempuan cantik seksi dan anak prempuan itu duduk.
“Boleh join kan?” Tanpa menunggu jawabannya aku langsung meletakkan nampanku dimejanya dan duduk.
“O, silahkan ja pak”...
“Cuma berdua saja”..???, pancingku membuka pembicaraan.
“Kan ber 3 dengan bapak”, jawabnya, wah menangkisnya jago juga ni prempuan, pikirku. “Anaknya? Cantik kaya mamanya”...
“Bukan pak, bukan anak saya”.
“O, kirain anaknya, abis nyulik ya”, candaku.
Ih bapak bisa aja. Ini anak tetangga, tadi dititipkan ke rumah, katanya mo dijemput lagi siang ini di sini”.
Dia menyuapi anak itu dengan nasi yang dicampur dengan sop, karena sopnya masi panas, ditiupnya sebentar sebelum disuapkan ke anak itu.
Si anak kelakuannya manis banget, gak cerewet maksudku.
“Belum punya anak, ato belon nikah?”
“Nikah si udah tapi belon dikasi tu ma yang diatas”.
“Minta dong”.
“Ya sih, minta tapi gak dilakuin”.
Wah kliatannya mo curhat neh. “Maksudnya gak dilakuin”.
“Ya suami aku gak ngelakuin ya mana mo dikasi ma yang diatas kan”.
“Kok bisa”.
“Suami kerja dikapal cargo, jadi seringnya diatas kapal katimbang dirumah”.
“O jadi jablay toh, kasian”.
“Orang sedih kok malah digoda”.
“Ya udah, aku ja yang membelai gimana”.
“Genit ah”. Tengah pembicaraan mulai mencair, datanglah seorang prempuan, rupanya ini tetangganya, mo jemput anaknya. aku diem saja, dan dia juga tidak mengenalkan aku kepada tetangganya. Tetangga tau diri juga karena dia mengajak anaknya pergi setelah mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dia.
“Namanya siapa sih”.
“Aku Sintia, bapak?”

aku menyebutkan namanku,
jangan panggil bapak lah, formal amat”.
“Abis mo dipanggil apa dong..??,
mas aja deh ya. kan semua lelaki Indonesia dianggap jawa”
.
“Maksud kamu”.
“Iya kadang dah jelas2 namanya Hutagalung dipanggil mas juga”
. aku tertawa mendengar candanya.
“Dah brapa lama nikah?”
“ampir 2 tahun mas”.
“Wah jablaynya dah lama dong ya. Mangnya gak tau kerjaan suami sebelum nikah”.
“Tau si, cuma gak nyangka ja akan kaya gini”.
“Ya udah, aku temenin deh hari ini. Abis ini kamu mo kemana?”
“Gak kemana2 mas, Mo jalan ja”.
Aku menggandengnya meninggalkan tempat makan dan masuk ke toko yang meruapak anchor tenant di mall itu. Kami ngobrol ngalor ngidul ja sembari membunuh waktu. Dia membiarkan aku menggenggam tangannya erat.
“Kamu kaya istriku ja ya, jalan gandengan”.
“Gak apa kan, katanya mas blon nikah?’
“Iya sih, kaya orang pacaran ya, padahal kamu istri orang”.
“Biarin ja, orangnya juga ninggalin aku terus kok”.
“Pegel nih jalan terus, kamu mo pulang gak?”
“Gak ah mas, dirumah juga mo ngapain?”
“ketempatku aja yuk”.
“Mo ngapain ke tempat mas?’ “Ya ngobrol, santai ja, kan asik cuma ber 2″. “Iya deh”.
Segera aku menggandengnya ke basement dan meluncurlah mobilku menuju kerumahku...
BERSAMBUNG....

1 komentar: